PKSMEDAN.com - Warga di Daerah Pemilihan V Kota Medan yang meliputi, Kecamatan Medan
Marelan, Belawan, Deli dan Labuhan menyampaikan keluhannya kepada
anggota DPRD Medan Muhammad Nasir saat melaksanakan reses I Tahun 2016
yang dilaksanakan di Jalan Rawe 9 lingk.11 Kelurahan Tangkahan kec
Medan Labuhan dan di lingk 21 canang kering/Kelurahan Sicanang kec.
kota Belawanànpekan kemarin.
Permasalahan yang dikemukakan warga sangat beragam. Yang paling menonjol, warga mengeluhkan buruknya pembangian raskin, buruknya pengelolaan limbah serta insentif bagi Bilal Jenazah dan Penggali Kubur yang dinilai sangat kurang.
Seperti yang disampaikam Zulkarnain, warga Medan Belawan ini mengeluhkan cara pembagian Beras Miskin (Raskin) yang dinilai tidak tepat sasaran.
"Ada diantaranya warga yang memiliki rumah kendaraan mendapatkan Raskin, tapi tukang becak, rumah masih ngontrak tak mendapatkan Raskin," jelas pria yang kesehariannya berpropesi sebagai penarik becak bermotor di Kota Medan.
Zulkarnain mempertanyakan cara pendataan yang dilakukan pihak Kepling dan Kelurahan. "Saya mempertanyaka pendataan yang dilakukan, masa yang berada dapat raskin sementara yang masih ngontrak tak mendapatkan raskin," jelasnya.
Sementara itu, Eko warga Medan Belawan memprotes persoalan limbah di kawasan Medan Utara.
"Banyak limbah yang mengalir telah mematikan tambak," jelasnya.
Diungkapkannya, kondisi limbah menjadikan kawasan Medam Utara menjadi muara limbah. "Kini Medan Utara menjadi Muara limbah," jelasnya.
Sementara itu, warga juga menyampaikan permasalahan soal honor bilal jenazah dan penggali kubur. Sementara itu, dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Medan, Muhammad Nasir mendesak Pemko Medan untuk memperbaiki penyaluran raskin kepada warga di Kota Medan.
"Kita mengharapkan pembagian raskin ini dilakukan lebih adil lagi. Seleksi masyarakat miskin juga harus dilakukan dengan baik jangan sampai ada orang yang mampu malah terima Raskin," jelasnya.
Sementara soal limbah, Muhammad Nasir juga menilai persoalan limbah harus tetap menjadi perhatian serius, karena efek buruknya yang ditimbulkan akan berdampak dalam jangka panjang," jelasnya.
Persoalan limbah KIM, kata Nasir pernah juga menjadi sorotan saat dirinya duduk di DPRD Sumut. "Saat saya duduk di DPRD Sumut, permasalahan limbah KIM pernah menjadi sorotan dan tidak ada yang mau bertanggung jawab. Bahkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) di Kota Medan, Deliserdang, dan Provinsi terkesan buang badan," jelasnya.[Syf]
Permasalahan yang dikemukakan warga sangat beragam. Yang paling menonjol, warga mengeluhkan buruknya pembangian raskin, buruknya pengelolaan limbah serta insentif bagi Bilal Jenazah dan Penggali Kubur yang dinilai sangat kurang.
Seperti yang disampaikam Zulkarnain, warga Medan Belawan ini mengeluhkan cara pembagian Beras Miskin (Raskin) yang dinilai tidak tepat sasaran.
"Ada diantaranya warga yang memiliki rumah kendaraan mendapatkan Raskin, tapi tukang becak, rumah masih ngontrak tak mendapatkan Raskin," jelas pria yang kesehariannya berpropesi sebagai penarik becak bermotor di Kota Medan.
Zulkarnain mempertanyakan cara pendataan yang dilakukan pihak Kepling dan Kelurahan. "Saya mempertanyaka pendataan yang dilakukan, masa yang berada dapat raskin sementara yang masih ngontrak tak mendapatkan raskin," jelasnya.
Sementara itu, Eko warga Medan Belawan memprotes persoalan limbah di kawasan Medan Utara.
"Banyak limbah yang mengalir telah mematikan tambak," jelasnya.
Diungkapkannya, kondisi limbah menjadikan kawasan Medam Utara menjadi muara limbah. "Kini Medan Utara menjadi Muara limbah," jelasnya.
Sementara itu, warga juga menyampaikan permasalahan soal honor bilal jenazah dan penggali kubur. Sementara itu, dalam kesempatan tersebut anggota DPRD Medan, Muhammad Nasir mendesak Pemko Medan untuk memperbaiki penyaluran raskin kepada warga di Kota Medan.
"Kita mengharapkan pembagian raskin ini dilakukan lebih adil lagi. Seleksi masyarakat miskin juga harus dilakukan dengan baik jangan sampai ada orang yang mampu malah terima Raskin," jelasnya.
Sementara soal limbah, Muhammad Nasir juga menilai persoalan limbah harus tetap menjadi perhatian serius, karena efek buruknya yang ditimbulkan akan berdampak dalam jangka panjang," jelasnya.
Persoalan limbah KIM, kata Nasir pernah juga menjadi sorotan saat dirinya duduk di DPRD Sumut. "Saat saya duduk di DPRD Sumut, permasalahan limbah KIM pernah menjadi sorotan dan tidak ada yang mau bertanggung jawab. Bahkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) di Kota Medan, Deliserdang, dan Provinsi terkesan buang badan," jelasnya.[Syf]
0 Response to "Reses Muhammad Nasir, Warga Keluhkan Raskin, Limbah Hingga Insentif Bilal Jenazah dan Penggali Kubur"
Posting Komentar