PKSMEDAN.com - Apa perbedaan amaliah kita dengan para ulama salaf? Kebiasaan salafus shaleh, jelang ramadhan mereka menghentikan aktivitasnya, menutup kajian dan majelis fatwanya serta menyimpan kitabnya. Lalu mereka melakukan “uzlah ruhani” dengan dzikir, tilawah qur’an dan amaliah ramadhan lainnya. Tradisi ini masih berlaku dipesantren salaf, dimana mereka menyelenggarakan haflah akhirussanah dibulan sya’ban. Artinya, bulan ramadhan libur dari aktivitas agar santrinya bisa fokus beribadah.
Sedangkan kita justru semakin sibuk dibulan ramadhan. Banyak acara digelar, banyak majelis dibuka dan banyak kepanitiaan yang melibatkan diri kita. Belum diakhir ramadhan, fokus terpecah ke pasar, mudik dan angpau. Sedikit banyak, hal ini mempengaruhi ibadah dan target amaliah ramadhan yang kita canangkan. Jika kita memang harus sibuk dengan aktivitas, maka pastikan itu dalam kerangka berkhidmah agar tetap bernilai ibadah. Bagaimana bentuknya?
Pertama, Berkhidmah Memakmurkan Masjid
Sedangkan kita justru semakin sibuk dibulan ramadhan. Banyak acara digelar, banyak majelis dibuka dan banyak kepanitiaan yang melibatkan diri kita. Belum diakhir ramadhan, fokus terpecah ke pasar, mudik dan angpau. Sedikit banyak, hal ini mempengaruhi ibadah dan target amaliah ramadhan yang kita canangkan. Jika kita memang harus sibuk dengan aktivitas, maka pastikan itu dalam kerangka berkhidmah agar tetap bernilai ibadah. Bagaimana bentuknya?
Pertama, Berkhidmah Memakmurkan Masjid
Dibulan ramadhan, ada peningkatan iklim religiusitas kaum muslimin. Karenanya, masjid dan musholla menjadi makmur. Ukuran kemakmuran masjid dan musholla bukan diukur dari mewahnya bangunan atau melimpahnya snack ta’jil. Tapi diukur dari jumlah peserta shalat jama’ah serta tingginya aktivitas ibadah.
Jika aktivis dakwah lebih memilih ber-uzlah ruhani dan tidak memakmurkan masjid, niscaya semangat ibadah kaum muslimin tidak tersalurkan dan tidak terbimbing. Karena itu, mari kita berkhidmah memakmurkan masjid dengan menggiatkan jama’ah tadarus, jama’ah ta’lim, jama’ah dzikir, jama’ah i’tikaf dll.
Kedua, Berkhidmah Melayani Ummat
Jika aktivis dakwah lebih memilih ber-uzlah ruhani dan tidak memakmurkan masjid, niscaya semangat ibadah kaum muslimin tidak tersalurkan dan tidak terbimbing. Karena itu, mari kita berkhidmah memakmurkan masjid dengan menggiatkan jama’ah tadarus, jama’ah ta’lim, jama’ah dzikir, jama’ah i’tikaf dll.
Kedua, Berkhidmah Melayani Ummat
Dibulan ramadhan, ada semangat berbagi yang sedemikian tinggi dari kaum muslimin. Baik dengan sedekah, infaq, zakat fitrah dan zakat maal, hadiah dan bingkisan lebaran, ifthor bersama kaum dhuafa, wakaf al qur’an dll. Selain termotivasi oleh besarnya pahala, juga disebabkan membaiknya kondisi ekonomi dengan peningkatan omzet dan tunjangan hari raya.
Jika aktivis dakwah lebih memilih untuk ber-uzlah ruhani dan tidak melayani ummat, niscaya semangat berbagi kaum muslimin tidak terwadahi. Karena itu, mari kita berkhidmah melayani kaum muslimin baik sebagai relawan kemanusiaan, unit pengumpul dan penyalur maupun sebagai amil zakat.
Khatimah
Jika aktivis dakwah lebih memilih untuk ber-uzlah ruhani dan tidak melayani ummat, niscaya semangat berbagi kaum muslimin tidak terwadahi. Karena itu, mari kita berkhidmah melayani kaum muslimin baik sebagai relawan kemanusiaan, unit pengumpul dan penyalur maupun sebagai amil zakat.
Khatimah
Jika dilihat dari amalnya, tentu fardhu ’ain lebih utama ketimbang fardhu kifayah. Namun jika dilihat dari orangnya, tentu fardhu kifayah lebih tinggi ketimbang fardhu ’ain. Kenapa bisa begitu? Karena fardhu kifayah tidak dilakukan oleh semua orang, sehingga pelaku amal fardhu kifayah memiliki kelebihan amal dibandingkan pelaku amal fardhu ’ain.
Dibulan ramadhan, seluruh kaum muslimin berpuasa, shalat tarawih, tadarus dll. Tapi tidak semua berkesempatan untuk berkhidmah, baik memakmurkan masjid maupun melayani ummat. Maka mereka yang diberi kesempatan untuk berkhidmah dibulan berkah, nilainya lebih tinggi ketimvang yang tidak berkhidmah. Karrna mereka memiliki tambahan amalan diluar amalan standar kaum muslimin lainnya. Semoga kita termasuk digolongan tersebut. Wallohu a’lam.[Eko Jun]
Dibulan ramadhan, seluruh kaum muslimin berpuasa, shalat tarawih, tadarus dll. Tapi tidak semua berkesempatan untuk berkhidmah, baik memakmurkan masjid maupun melayani ummat. Maka mereka yang diberi kesempatan untuk berkhidmah dibulan berkah, nilainya lebih tinggi ketimvang yang tidak berkhidmah. Karrna mereka memiliki tambahan amalan diluar amalan standar kaum muslimin lainnya. Semoga kita termasuk digolongan tersebut. Wallohu a’lam.[Eko Jun]
0 Response to "Berkhidmah di Bulan Berkah @ Jelang Ramadhan 1437 H"
Posting Komentar