PKSMEDAN.com - Beberapa buku yg menulis tentang PKS masih menggunakan cara pandang
tradisional, seperti mengupas tentang aspek kesejarahan, relasi dakwah
dan politik, diskursus agama dan negara dan lain lain. Hemat kami, masih
banyak sudut pandang baru yang bisa dikupas dalam menjabarkan PKS.
Diantaranya :
Pertama, perspektif manhaj. Yaitu meletakkan
perjuangan PKS, kiprah institusi maupun personal serta pandangan
politiknya dalam perspektif fiqhus sirah, fikih tamkin maupun siyasah
syar’iyyah. Ada analisa perbandingan antara situasi saat ini dengan
kondisi generasi terdahulu. Ini dilakukan untuk memberi kerangka
ideologis. Sehingga tidak adalagi kalangan internal maupun eksternal yg
menyangsikan kemanunggalan langkah politik dan gerakan dakwah yg diusung
PKS. Meskipun perlu kehati – hatian ekstra, agar tidak dianggap sebagai
mencari dalil pembenar atas tindakan yang dilakukan.
Kedua,
perspektif fikih. Selama 17 tahun PKS berkiprah, ada pergulatan wacana
yg menarik untuk dikaji dalam sudut pandang fikih. Ambil contoh, tentang
polemik boleh tidaknya memberi insentif kepada pemegang hak kedaulatan
agar mau mendukung (mencoblos) PKS. Secara pribadi, kami melihatnya
seperti kita memberi suap (memberi uang bensin) kepada aparatur negara
(misal : polisi) agar mereka memprioritaskan kasus yang kita adukan.
Jadi, memberinya boleh tapi menerimanya tercela. Ini baru satu contoh
kasus yg perlu dikaji hukumnya, maslahat mudharatnya dan lain lain.
Bagaimana
menempatkan kasus dan kebijakan tertentu dlm kerangka fiqhud dakwah.
Bolehkah kita memaknai bahwa beberapa kebijakan publik dianggap sebagai
hukum antara, belum dikenakan hukum finalnya. Itu baru satu kasus,
diantara sekian banyak wacana yang perlu dikupas panjang lebar dan luas
dalam kerangka fiqiah.
Ketiga, pergulatan dirumah sendiri (Islam).
Bagaimana roadmap PKS dalam proses menjadikan diri sebagai melting pot
gerakan islam di Indonesia. Karena saat ini, masih banyak.gerakan islam
yg belum bersepakat berdemokrasi. Dan bahkan sering menyuarakan golput
pada komunitas dan kantong suara PKS. Sedang mereka tidak pernah
menyuarakan isu golput di komunitas masyarakat dan kantong suara yg
menjadi kompetitor PKS.
Bagaimana PKS memposisikan diri ditengah
pergulatan isu wahabi, bagaimana prospek PKS ditengah konsolidasi
struktural dan kultural ormas islam yg menjadi penyangga partai tertentu
(NU, Muhammadiyah dll) dll. Perjalanan PKS dalam menghadapai beragam
isu tersebut sungguh menarik untuk didokumentasikan dan dihadirkan
secara utuh.
Keempat, pergerakan komunitas PKS. Jika kita membaca
sejarah NU, kita akan dikenalkan dengan berbagai Banom (Badan Otonom)
seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, GP Ansor, Ma’arif, Mabarot dll. Setahu
kami, belum ada literatur yang secara khusus menampilkan keluarga besar
PKS, mitra dakwah PKS dll. Termasuk, diantaranya apa dan bagaimana
Relawan Literasi.
Pilihan perspektif tentang penulisan PKS masih
banyak. Misalnya pergumulan dengan LSM, kiprah dakwah di parlemen dan
pemerintahan dll. Kesemuanya perlu juga direkam dan dikupas secara utuh,
dan disampaikan kepada kader PKS, dan menjadi salah satu muwashofat
tarbawi dalam berbagai jenjang kaderisasi PKS.
Khatimah
Kami ucapkan selamat kepada Relawan Literasi atas penerbitan buku ini. Masih banyak ruang kosong yang menarik untuk dikupas dari PKS. Jadi, jangan ragu untuk terus berkarya.
Sumber : Kabarumat.com
0 Response to ""Buku PKS" Mengubah Pusaran Menjadi Arus Balik"
Posting Komentar