PKSMEDAN.com - Nur Mahmudi Ismail, pria kelahiran Kediri, 11 November 2011 ini awalnya
adalah seorang pengajar dan ilmuwan dalam bidang pangan.
Ayah tiga anak ini memulai karir politik atas dukungan teman-temannya dengan ditunjuk sebagai Presiden oleh jajaran pengurus Partai Keadilan pada tahun 1999. Tugas berat langsung menghadang. Partai Keadilan sebagai partai baru yang dituntut untuk mampu eksis dalam kancah perpolitikan multipartai di era reformasi tersebut. Tugas yang diembannya untuk memajukan partai baru ini ternyata mampu membawa hasil yang signifikan.
Dalam waktu kurang dari setahun, Partai Keadilan berhasil menghimpun suara rakyat Indonesia sebanyak satu setengah dan menempatkan tujuh orang wakilnya di DPR RI serta 190-an kader terbaiknya di DPRD I dan II di seluruh Indonesia.
Karirnya kemudian menanjak ketika ditunjuk oleh Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Kehutanan dan Perkebunan dalam Kabinet Persatuan Nasional pada tahun 2000.Sebagai konsekuensi atas penunjukan dirinya, ia melepaskan jabatannya sebagai Presiden Partai Keadilan agar tidak ada jabatan rangkap.
Sayangnya, jabatan sebagai menteri tersebut tidak bertahan lama karena ia Gus Dur memiliki pandangan yang berbeda dengan Nur.
Namanya kembali muncul ke publik setelah pada tahun 2005 ia mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Depok berpasangan dengan Yuyun Wirasaputra. Di tahun tersebut, nama Nur Mahmudi dan Yuyun sebenarnya telah memenangkan pemilu walikota yang dilaksanakan pada 26 Juni 2005 dengan perolehan suara sebesar 43,9%. Mereka ditetapkan sebagai pemenang oleh KPUD Depok pada 6 Juli 2005. Namun pengesahan kemenangan mereka terganjal setelah lawannya, pasangan Badrul Kamal dan Syihabuddin Achmad mengajukan gugatan terhadap hasil tersebut ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat. Berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi tersebut, pasangan Badrul dan Syihabudin dinyatakan sebagai pemenang pemilukada Depok.
Hal yang sama juga ditetapkan oleh Mahkamah Agung (MA) ketikan Bur Mahmudi dan Yuyun mengajukan banding. Dengan dibantu KPUD Depok, MA kemudian memutuskan bahwa pemenang pemilu adalah pasangan Nur Mahmudi-Yuyun.
Saat ini, Nur Mahmudi terpilih kembali menjadi Walikota Depok untuk yang kedua kalinya.
Ayah tiga anak ini memulai karir politik atas dukungan teman-temannya dengan ditunjuk sebagai Presiden oleh jajaran pengurus Partai Keadilan pada tahun 1999. Tugas berat langsung menghadang. Partai Keadilan sebagai partai baru yang dituntut untuk mampu eksis dalam kancah perpolitikan multipartai di era reformasi tersebut. Tugas yang diembannya untuk memajukan partai baru ini ternyata mampu membawa hasil yang signifikan.
Dalam waktu kurang dari setahun, Partai Keadilan berhasil menghimpun suara rakyat Indonesia sebanyak satu setengah dan menempatkan tujuh orang wakilnya di DPR RI serta 190-an kader terbaiknya di DPRD I dan II di seluruh Indonesia.
Karirnya kemudian menanjak ketika ditunjuk oleh Abdurrahman Wahid sebagai Menteri Kehutanan dan Perkebunan dalam Kabinet Persatuan Nasional pada tahun 2000.Sebagai konsekuensi atas penunjukan dirinya, ia melepaskan jabatannya sebagai Presiden Partai Keadilan agar tidak ada jabatan rangkap.
Sayangnya, jabatan sebagai menteri tersebut tidak bertahan lama karena ia Gus Dur memiliki pandangan yang berbeda dengan Nur.
Namanya kembali muncul ke publik setelah pada tahun 2005 ia mencalonkan diri sebagai Calon Walikota Depok berpasangan dengan Yuyun Wirasaputra. Di tahun tersebut, nama Nur Mahmudi dan Yuyun sebenarnya telah memenangkan pemilu walikota yang dilaksanakan pada 26 Juni 2005 dengan perolehan suara sebesar 43,9%. Mereka ditetapkan sebagai pemenang oleh KPUD Depok pada 6 Juli 2005. Namun pengesahan kemenangan mereka terganjal setelah lawannya, pasangan Badrul Kamal dan Syihabuddin Achmad mengajukan gugatan terhadap hasil tersebut ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat. Berdasarkan keputusan Pengadilan Tinggi tersebut, pasangan Badrul dan Syihabudin dinyatakan sebagai pemenang pemilukada Depok.
Hal yang sama juga ditetapkan oleh Mahkamah Agung (MA) ketikan Bur Mahmudi dan Yuyun mengajukan banding. Dengan dibantu KPUD Depok, MA kemudian memutuskan bahwa pemenang pemilu adalah pasangan Nur Mahmudi-Yuyun.
Saat ini, Nur Mahmudi terpilih kembali menjadi Walikota Depok untuk yang kedua kalinya.
0 Response to "Nur Mahmudi Ismail, Dari Menteri Jadi Walikota Depok Dua Periode"
Posting Komentar