PKSMEDAN.com -"Afwan. Ana ada sedikit oleh-oleh. Ini ada uang, tolong dibagikan ke
setiap anggota. Masing-masing 100.000 rupiah. Silahkan yang tidak
terlalu membutuhkan, diberikan ke ikhwah yang lebih membutuhkan!"
Sontak saya terdiam. Rasa-rasanya nuansa tarbawi di era awal-awal
tarbiyah kembali hadir. Sang Murabbi mengeluarkan uang dari kocek
sendiri, setelah sebelumnya mengevaluai kondisi Maisyah dan Aisyah
(istilah untuk kondisi ekonomi dan keluarga) di grup pengajian.
Bagi saya, perilaku sang Murabbi menjadi jawaban bahwa tarbiyah itu bisa
melakukan apa saja dan apa saja bisa dilakukan melalui tarbiyah.
Perilaku yang menjadi jawaban atas tuduhan dan kritikan, bahwa tarbiyah
saat ini sudah terkontaminasi isu-isu politik, kepentingan Pilkada,
aktif hanya untuk Pileg. Tarbiyah kering ilmu dan ruhiyah.
Ya. Halaqah cinta terenda indah tidak sekedar balutan kata-kata, namun
terimplementasi dalam aksi nyata. Ternyata melakukannya mudah, murah,
dan tentu saja mubah. Asal ada kemauan, kemampuan turut serta. Saya
merasa, sang Murabbi juga secara ekonomi tergolong biasa. Namun apa yang
dilakukannya, cukup menghentak rona-rona jiwa yang telah tershibghah
hubbuddunya.
Berlama-lama dalam tarbiyah model halaqah cinta, rasa-rasanya segar,
bugar, dan tegar dalam sabar. Larut malam tak terasa. Kantuk berlalu tak
suka menyapa. Membicarakan politik ataupun intruksi struktural,
disikapi dengan lapang dada dan kebesaran jiwa.
Lain halnya jika sang Murabbi hanya berperan sebagai punggawa. Berbicara
dengan bahasa jumawa, lalu bersikap seolah-olah hanya dirinya yang
mulia. Maka yang terjadi, sang murabbi hanya ahli beretorika,
mengevaluasi aksi dengan erosi jiwa. Ujung-ujungnya mudah ditebak,
jiwa-jiwa yang tershibghah tsiqah pun mulai muntaber (mundur tanpa
berita).
Sepatutnya siapapun yang memiliki peran sebagai Murabbi, maka jadilah
murabbi cinta. Karena mentarbiyah orang dengan cinta, mengubah tsiqoh
menjadi energi amal tiada tara. Kaidah tarbiyah mengatakan, Innal 'athaa
thariiqul hubbi. Al-'athaa yuqaddimuhul 'abdu wal hubbu yuqaddimuhur
Rabbu. Memberi adalah jalan cinta. Memberi diberikan hamba. Sedang cinta
diberikan Rabb. Tugas agen-agen dakwah adalah memberi, biarkan cinta
Allah yang menganugerahi.
Semoga Allah mengarunikan umur panjang kepada para Murabbi cinta.
Menjadikan mereka soko guru peradaban, demi menjadikan Indonesia
sepenggal Firdaus. Adapun Murabbi jumawa, perannya akan sirna ditelan
masa.
0 Response to " " Murabbi Cinta " By : Nandang Burhanudin"
Posting Komentar