PKSMEDAN.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Medan tingkat Kecamatan serentak melakukan regenerasi kepengurusan yang terangkai dalam Musyawarah Cabang (Muscab) Dewan Pengurus Cabang (DPC) PKS Se-Kota Medan, Minggu (8/11).
Dalam Muscab tersebut, utusan perwakilan unsur DPD PKS Kota Medan membacakan arahan atau taujih Muscab dari Ketua Umum PKS Kota Medan Salman Alfarisi. Adapun isi taujih Muscab tersebut adalah sebagai berikut :
Assalamu alaikum warahmatullahi wa
barokatuh
Ikhwah wal Akhawat fillah
rohimakumullah
Alhamdulillah… segala puji bagi
Allah SWT seru sekalian alam. Begitu banyak nikmat yang dianugerahkan Allah SWT
kepada kita. Nikmat yang paling besar dalam hidup kita adalah al-i’tishom bi
hablillah berpegang teguh kepada tali Allah SWT. Sangat besar rasanya nikmat berpegang teguh kepada
tali Allah SWT ini, sehingga seharusnya kita merasa tidak butuh lagi kepada
tali yang menghubungkan kita dengan kehidupan ini selain tali Allah SWT. Dengan
berpegang teguh kepada tali Allah tersebut saya menyampaikan kepada antum
bahwa “inni uhibbukum fillah” saya mencintai antum semua karena
Allah SWT. Peralihan pengurus struktur dari pusat sampai daerah, alhamdulullah juga
berjalan dalam nuansa saling mencintai karena Allah SWT. Insya Allah ke
depan struktur pusat maupun daerah akan meningkatkan nuansa saling mencintai
karena Allah SWT dalam program-programnya. Semoga
tautan hati yang saling mencintai karena Allah SWT ini menghasilkan kekuatan
besar yang mengguncang dan menaklukkan timur dan barat sebagaimana Rasulullah
saw dan para sahabat. Amin ya Rabb al alamin.
Ikhwah wal akhwat rohimakumullah
Saya ingin menganalogikan bangunan
dakwah ini dengan Ka’bah al musyarrofah. Ka’bah bentuknya tidak mewah, bahan
bangunannya juga tidak mahal, berada di Mekkah yang gersang dan tidak pula ada
tumbuh-tumbuhan, dia hanya sebuah bangunan yang diam dan tidak bergerak. Betapa
banyak istana yang lebih mewah dari pada Ka’bah. Betapa banyak bangunan yang
bahannya lebih mahal dari pada Ka’bah. Betapa banyak infrastruktur yang letaknya di sebuah tempat
yang dihiasi oleh kehindahan dan taman bahkan sungai-sungai yang mengalir di
bawahnya. Akan tetapi, Ka’bah adalah sebuah
rumah yang paling dimuliakan oleh Allah SWT dan paling ramai dikunjungi
sepanjang sejarah hidup manusia. Tidak ada sesuatu apapun di dunia ini yang frekuensi kemuliaan
dan keramaiannya melebihi Ka’bah di dunia ini.
Kenapa, wahai ikhwah fillah…?
Karena Allah… hanya karena Allah yang menginginkan Ka’bah yang bentuknya
sederhana itu menjadi mulia di hati manusia. Meskipun Ka’bah adalah bangunan
yang tidak termewah, tidak termahal, tidak terindah
secara fisik, namun Allah SWT telah menghembuskan ke dalam hati manusia rasa
cinta yang luar biasa kepada Ka’bah. Pasukan Abrahah tentara bergajah telah
dihancurkan lantaran ingin mencabut rasa cinta Kabah dari hati masyarakat jazirah
Arab.
Ikhwati fillah, ternyata yang
membuat dakwah kita ini mulia dan dicintai orang banyak adalah keberkahan dan
pertolongan Allah SWT. Kemewahan, biaya mahal dan hiasan glamor bukanlah apa-apa
tanpa keberkahan dan pertolongan Allah SWT. Jika Allah
SWT menginginkan kita mulia, maka kita akan mulia. Jika Allah menginginkan kita
kokoh dan kuat, maka kita akan kokoh dan kuat. Jika Allah menginginkan kita
dihampiri ribuan bahkan jutaan manusia maka Allah akan meniupkan di dalam hati
masyarakat rasa cinta kepada kita sehingga mereka berduyun-duyun ingin berada
bersama kita dalam barisan dakwah. Mari lah kita bekerja-sama agar keberkahan dan pertolongan
Allah senantiasa menyertai gerak-langkah kita. Amiin ya Rabb al alamin.
Ikhwati fillah…! Lihat
lah… keberkahan dan pertolongan Allah SWT tidak pernah lepas dari Ka’bah.
Ka’bah sebuah rumah yang tidak bergerak. Ka’bah yang tidak bergerak itu tetap
mulia dan berkah meskipun dikelilingi berhala di era jahiliyah. Sedangkan kita
di dalam dakwah ini adalah para hamba Allah yang bergerak dan tidak mungkin
terhindar dari salah. Para nabi dan rasul berdakwah dan pernah salah kemudian
ditegur oleh Allah SWT. Nabi Adam as dengan buah khuldi. Nabi yunus as dengan
ikan paus. Nabi Musa dengan kesilapan membunuh. Nabi Muhammad saw juga sering ditegur
dalam berbagai kesilapan.
Para sahabat juga pernah salah dan
terpedaya oleh godaan syetan bahkan dalam jihad. Allah SWT tegur mereka
terhadap apa yang mereka lakukan pada perang uhud. Mereka juga ditegur ketika
dalam perang Hunain. Ka’ab bin Malik ra dengan kelalaiannya. Teguran-teguran atas
kesilapan itu menghampiri mereka dengan cara
yang tidak disangka-sangka, kemudian mereka kembali kepada Allah dan diampuni kemudian Allah SWT menaikkan derajat orang-orang yang beriman di antara
mereka.
Kita juga dalam dakwah ini tidak
mungkin terhindar dari salah dan khilaf. Baik secara jama’i maupun
personal. Ibarat laut, ketika dakwah berada di
tengah maka semakin besar ombak yang menghantam dan semakin gamang pula kader
berhadapan dengan ombak besar tersebut. Sebagian mereka mampu menjaga
keseimbangan, sebagian lain terjatuh dan harus kita selamatkan.
Kita
yakin kesalahan dalam ruang lingkup dakwah adalah berbeda dengan kesalahan yang
dilakukan di luar ruang lingkup dakwah. Kesalahan dan khilaf dalam dakwah
berakhir berkah jika mengikuti manhaj Rasulullah saw dan para sahabat. Ada pun
kesalahan yang berada di luar ruang-lingkup dakwah, apa lagi kesalahan yang tujuannya menghancurkan dakwah akan berakhir
dengan kemurkaan dan azab dari Allah SWT.
Atas segala salah dan khilaf tersebut
kita ikhlas atas teguran apa pun yang Allah berikan kepada kita. Selama kita
mengikuti manhaj para nabi dan rasul serta salafussholih dalam menerima
teguran-teguran tersebut, kita harus kembali kepadaNya hingga kita layak untuk
diampuni dan ditinggikan derajat kita di sisi Allah SWT. Amin ya Rabb al
alamin.
Ikhwati fillah...! Kita semua
sekarang ini sedang berada dalam partai dakwah. Otomatis pula keberadaan kita
adalah dalam rangka menyeru kepada kebaikan, mencegah kemungkaran dan
membuktikan keimanan kita kepada Allah SWT. Oleh karena itu pula kita yakin
bahwa petunjuk hanya diberikan Allah kepada orang-orang yang Dia kehendaki.
Tugas kita hanya berusaha dan terus berdakwah serta mengajak semua orang untuk
berada dalam barisan dakwah ini.
Jangan kan orang-orang di luar
kader, kita pun masing-masing tetap kokoh berada di dalam barisan dakwah ini karena hidayah Allah SWT. Kita harus tetap kokoh berada di dalam kafilah dakwah ini
seberapa pun besarnya ombak lautan medan dakwah ini. Memang ada beberapa kader
yang bahkan qiyadah yang tidak sanggup menjaga keseimbangan di tengah ombak
besar tersebut dan akhirnya terjatuh. Kita berada di barisan dakwah ini bukan
lantaran si fulan ataupun si fulan. Tetapi kita berada di sini karena Allah
SWT. Ingatlah apa yang dikatakan Abu Bakar ra ketika Rasulullah saw wafat:
“Barang
siapa yang menyembah Muhammad sesungguhnya Muhammad telah tiada. Barang siapa
yang menyembah Allah, sesungguh Dia tetap hidup dan tidak akan mati”
Terhadap
kader dan qiyadah yang tidak sanggup menjaga keseimbangan di tengah ombak yang
besar, adakah dengan menghujat mereka dakwah akan bertambah besar? Berlaku lah
apa yang disabdakan Rasulullah saw :
“bantulah
saudaramu ketika sedang berbuat zalim atau ketika sedang dizalimi” sahabat
bertanya: “kami tahu membantu saudara kami ketika sedang dizalimi, tapi
bagaimana pula cara memabantu saudara kami yang sedang berbuat zalim?”
Rasulullah saw menjawab: “selamatkan dia dari perbuatannya itu”.
Ikhwati fillah...! saya
mengibaratkan struktur partai dakwah ini adalah “saahatul qitaal” medan
tempur para kader. Rasulullah saw mewajibkan seluruh sahabat untuk terjun ke
dalam medan pertempuran kecuali orang-orang yang diizinkan untuk tidak
bertempur. Oleh karena itu, seluruh kader harus bekerja di dalam struktur
partai dakwah atau saahatul qitaal ini, kecuali para kader yang memang
telah mendapatkan izin dari para qiyadah untuk mengisi pos-pos kerja dakwah di
sektor tertentu. Semua bergerak di dalam struktur baik sebagai panglima
tempur sampai petugas hirosah yang menahan kantuknya di tengah malam.
Ikhwati fillah…! meninggalkan saahatul
qitaal kerja-kerja struktur partai atas inisiatif pribadi… sekali lagi atas
inisiatif pribadi… bahkan dengan dalih mengisi pos-pos kerja dakwah di sektor
lain, berarti telah meninggalkan medan tempur dan menodai ketaatan yang
merupakan syarat utama kekuatan dakwah.
Ikhwah wal akhwat rohimakimullah...!
Sebentar lagi kita akan memasuki
pertempuran memenangkan pilkada kota Medan. Meskipun tidak mengusung kader,
para qiyadah telah menetapkan keputusan memenangkan pasangan Eldin-Akhyar.
Tentunya keputusan ini berdasarkan syuro yang dilakukan berkali-kali dari
tingkat pusat sampai daerah dengan mempertimbangkan mashlahat dan mudhorot bagi
dakwah. Tidak merugi siapa pun yang melakukan ikhtiyar dan tidak sia-sia
siapa pun yang menetapkan keputusan apapun dengan syuro.
Ikhwati fillah…! Selamat
menjalankan amanat Muscab DPC PKS se Kota Medan. Semoga ketetapan yang
diputuskan benar-benar membuktikan kepada Allah SWT, bahwa kita berhak meraih
keberkahan dan pertolongan serta ampunan Allah SWT.
Saya juga mengucapkan terima kasih
dan penghargaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata seindah apapun kepada
pengurus demisioner. Kita yakin setiap lengkingan teriak, tetes keringat dan
darah perjuangan, tidak akan sirna di telan zaman dan semangat juang inilah
yang paling kita banggakan untuk diwariskan kepada anak cucu kita.
“Jika kalian menolong (agama)
Allah, (Allah) pasti menolong kalian, dan meneguhkan langkah kalian”
Selamat bekerja… Allahu Akbar…
Allahu Akbar… Allahu Akbar….!
Was salamu ‘alaikum wa rahmatullahi
wa barokaatuhu
H. Salman Alfarisi, Lc. MA
0 Response to "Baca ! Taujih Ketua Umum PKS Kota Medan pada Muscab DPC ke-4"
Posting Komentar