PKSMEDAN.com - Komitmen
Presiden Joko Widodo mendukung kemerdekaan Palestina diharapkan tidak
sebatas pencitraan. Belajar dari Soekarno, dukungan pemerintahan Jokowi
terhadap Palestina seharusnya lebih vokal dan nyata di dunia
internasional.
Menurut anggota Komisi I bidang luar negeri, Ahmad Zainuddin, satu tahun pemerintahan Jokowi selama ini belum menunjukkan komitmen nyata dukungan terhadap Palestina kecuali pernyataan politik dalam pidato kampanye dan Hari Kemerdekaan RI beberapa waktu lalu.
Zainuddin mencontohkan, beberapa minggu terakhir kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina meningkat, khususnya di Kompleks Al Aqsa di Yerusalem, Tepi Barat. Sudah lebih dari 200 orang terluka, 4 meninggal dan puluhan lainnya ditangkapi militer Israel. Kekerasan oleh militer Israel hingga hari ini masih berlangsung. Warga Palestina juga dibatasi untuk beribadah di masjid Al Aqsa.
"Eskalasi ini bisa memicu gerakan intifada ketiga. Tapi tidak ada kecaman apapun dari pemerintah kita. Indonesia harus proaktif, berani menyeret Israel ke pengadilan internasional sebagai penjahat perang. Belajarlah dari Soekarno," jelas Zainuddin di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Anggota pengawas intelijen Komisi I DPR ini mendorong pemerintah agar lebih serius dalam memberi dukungan kepada Palestina. Misalnya dengan tetap mengalokasikan bantuan terhadap rakyat Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat.
"Karena Indonesia ini bangsa besar. Kiprahnya dalam ketertiban dunia, perdamaian global, kemanusiaan semesta, pembelaan terhadap bangsa tertindas harus jelas, nyata dan dirasakan. Sesuai amanat UUD," tegas Zainuddin.
Selain itu, politisi PKS dari daerah pemilihan DKI Jakarta I ini juga mengingatkan agar Jokowi mengusahakan pembelaan terhadap Palestina saat bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih, pada 26 Oktober mendatang. Jokowi, lanjut Zainuddin, harus berani mendesak Obama agar bersikap tegas terhadap anak emasnya, Israel. [Humas Fraksi PKS DPR RI]
"Jika ingin solusi damai di Palestina, kuncinya ada di AS. Jokowi harus berani, berani seperti Soekarno," pungkasnya.
Menurut anggota Komisi I bidang luar negeri, Ahmad Zainuddin, satu tahun pemerintahan Jokowi selama ini belum menunjukkan komitmen nyata dukungan terhadap Palestina kecuali pernyataan politik dalam pidato kampanye dan Hari Kemerdekaan RI beberapa waktu lalu.
Zainuddin mencontohkan, beberapa minggu terakhir kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina meningkat, khususnya di Kompleks Al Aqsa di Yerusalem, Tepi Barat. Sudah lebih dari 200 orang terluka, 4 meninggal dan puluhan lainnya ditangkapi militer Israel. Kekerasan oleh militer Israel hingga hari ini masih berlangsung. Warga Palestina juga dibatasi untuk beribadah di masjid Al Aqsa.
"Eskalasi ini bisa memicu gerakan intifada ketiga. Tapi tidak ada kecaman apapun dari pemerintah kita. Indonesia harus proaktif, berani menyeret Israel ke pengadilan internasional sebagai penjahat perang. Belajarlah dari Soekarno," jelas Zainuddin di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (8/10/2015).
Anggota pengawas intelijen Komisi I DPR ini mendorong pemerintah agar lebih serius dalam memberi dukungan kepada Palestina. Misalnya dengan tetap mengalokasikan bantuan terhadap rakyat Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat.
"Karena Indonesia ini bangsa besar. Kiprahnya dalam ketertiban dunia, perdamaian global, kemanusiaan semesta, pembelaan terhadap bangsa tertindas harus jelas, nyata dan dirasakan. Sesuai amanat UUD," tegas Zainuddin.
Selain itu, politisi PKS dari daerah pemilihan DKI Jakarta I ini juga mengingatkan agar Jokowi mengusahakan pembelaan terhadap Palestina saat bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih, pada 26 Oktober mendatang. Jokowi, lanjut Zainuddin, harus berani mendesak Obama agar bersikap tegas terhadap anak emasnya, Israel. [Humas Fraksi PKS DPR RI]
"Jika ingin solusi damai di Palestina, kuncinya ada di AS. Jokowi harus berani, berani seperti Soekarno," pungkasnya.
0 Response to "Al Aqsa Memanas, Presiden Jokowi Diminta Lebih Serius Mendukung Palestina"
Posting Komentar